top of page

Dr. Seuss The Lorax : Kota Indah Imitasi Metropolitan

  • Yustika Dwi Agustin
  • May 22, 2015
  • 4 min read

dr-seuss-the-lorax-300x4.jpg

Udah pada tau kan semua dengan film yang satu ini? Yup, berikut ini akan ada sedikit ulasan film yang akan kita bahas. Cek it out...


Film yang berjudul The Lorax ini diangkat oleh Chris Renaud dan Kyle Balda dan didistribusikan oleh Universal Picture. Dengan menggunakan teknologi animasi 3D yakni Ilumination Entertainment yang membuat rangkaian cerita semakin elok dipandang mata.

Kisah yang diangkat berdasarkan buku cerita anak-anak berjudul The Lorax pada tahun 1971 karangan Theodor Seuss Giesel dan akrab dipanggil Dr. Seuss ini banyak menyampaikan pesan moral bagi setiap kalangan. The Lorax sendiri banyak yang berjibah dalam mendukung pengisian suara antara lain Zac Efron sebagai Ted, Ed Helms sebagai Once-Ler, Danny DeVito sebagai The Lorax, & Rob Riggle sebagai O’Hare. Bahkan bintang pop dunia seperti Taylor Swift pun turut andil sebagai Audrey dalam film tersebut.

Pada dasarnya, film Dr. Seuss The Lorax memiliki cerita yang sangat sederhana. Sang sutradara film ini ingin mencoba membangkitkan semangat generasi muda untuk melestarikan alam demi kehidupan masa depan yang lebih baik. Namun lewat tangan dingin sutradara Chris Renaud dan Kyle Balda, alur film ini seakan dimodifikasi dengan bentuk yang lebih menyenangkan seperti menambahkan unsur musikal didalamnya. Walaupun begitu, film ini tidak terkesan seperti film musikal. Dengan menawarkan nuansa gambar yang sangat cerah dan tokoh-tokoh animasi lucu seperti beruang, burung, ikan, dan karakter penjaga hutan yang bertubuh mungil berwarna oranye yaitu Lorax, dapat dipastikan secara tidak langsung film ini akan sangat jauh dari kesan membosankan.

Film ini bertema tentang kelestarian lingkungan. Dr. Seuss the Lorax bercerita tentang kehidupan di sebuah kota yang bernama Thneed-Ville, sebuah kota metropolitan yang semua benda di dalamnya artifisial. Bukan hanya rumah dan jalanan saja, bahkan sampai pohon pun tak ada yang benar-benar asli. Alur yang digunakan dalam film ini adalah alur campuran. Walaupun begitu, film ini lebih dominan menggunakan alur maju. Latar dalam film ini diperihatkan dengan jelas, sehingga penonton dapat memahami dengan jelas latar film ini. Cerita ini berawal dari kehidupan di sebuah kota yang bernama Thneed-Ville, kota yang semua benda di dalamnya artifisial. Bukan hanya rumah dan jalan, bahkan sampai pohon pun tak ada yang benar-benar asli. Pepohonannya diproduksi oleh industri dan bisa diatur untuk musim semi, musim salju, dan untuk disko. Sedangkan untuk mendapatkan udara segar, penduduknya membelinya di perusahaan milik O’Hare (Rob Riggle). Kota ini dibatasi tembok tinggi dan tak seorang pun penghuninya boleh melewati tembok ini.

Semuanya sudah tersedia dan tak ada gunanya keluar dari batas kota. Semua orang patuh, kecuali Ted (Zac Efron). Ted harus melewati batas kota untuk mencari apa yang jadi impian Audrey (Taylor Swift). Audrey ingin melihat pohon yang sesungguhnya, bukan sekedar replika buatan manusia. Kalau itu yang diinginkan Audrey, Ted akan mencarinya. Apa pun akan ia lakukan untuk mendapatkan perhatian gadis yang jadi pujaan hatinya ini. Tentu saja ini bukan perkara gampang, tapi tekad Ted sudah bulat. Ia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada pohon-pohon yang dulu tumbuh bebas di muka bumi. Perjalanan panjang mempertemukan Ted dengan Once-ler (Ed Helms). Once-ler memang bukan pribadi yang ramah. Ia sengaja mengasingkan diri dari keramaian. Dari Once-ler pula Ted mengenal nama The Lorax (Danny DeVito) yang konon bertekad melindungi alam ini dari kerusakan.

Sayang usaha The Lorax gagal. Semua pohon kini sudah musnah. Satu-satunya harapan yang tersisa adalah bila Ted berhasil menemukan benih pohon dan ini bukan sesuatu yang gampang. Walaupun film ini berjudul Lorax, akan tetapi Lorax bukanlah tokoh utama di cerita ini. Onceler bahkan lebih terkesan sebagai tokoh utama, walaupun sebenarnya yang menjadi fokus cerita adalah Ted. Alur cerita dalam film ini agak membingungkan karena alurnya yang campuran tersebut, namun tokoh-tokoh di dalamnya memiliki watak dan bentuk yang jelas dan berbeda. Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari namun tetap sopan dan santun. Sehingga mudah dipahami dan dapat ditonton untuk semua usia. Pesan yang dapat kita ambil dari film ini adalah kita harus menjaga kelestarian lingkungan agar kita bisa tetap menikmati sumber daya yang disediakan oleh alam. Menjaga kelestarian lingkungan adalah hal yang sangat penting. Alam ini tidak dapat kita jaga sendirian, sehingga kita harus mengajak sesama manusia untuk bersama-sama menjaga alam ini. Walaupun begitu, kita tetap harus memulainya dari diri kita sendiri.

Kelebihan film ini adalah memiliki nuansa gambar yang sangat cerah, serta menyuguhkan tokoh-tokoh animasi lucu seperti beruang, burung, ikan, dan karakter penjaga hutan yang bertubuh mungil dan berwarna oranye yaitu Lorax. Dapat dipastikan secara tidak langsung film ini akan sangat jauh dari kesan membosankan. Film ini menggunakan kata-kata yang sopan dan tidak kasar,sehingga cocok untuk ditonton oleh semua usia. Anak-anak dapat

menikmati alur ceritanya dengan alunan lagu yang dibawakan oleh karakter yang bermain di dalam film ini. Seperti yang telah dijelaskan diawal,pada dasarnya, film Dr. Seuss The Lorax memiliki cerita yang sangat sederhana. Namun dibalik kesederhanaan itu, menyimpan makna yang begitu bermanfaat.

Namun, yang paling mengagumkan adalah dari segi ceritanya yang mengambil tema tentang global warming atau pelestarian lingkungan beserta ekosistemnya. Sayangnya, ada satu kekurangan di film ini, yakni ada beberapa adegan lucu yang kurang cocok untuk ditonton anak kecil. Film yang terkadang menyajikan suguhan nyanyian di beberapa scene ini memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah pada pengeksploitasian setiap karakter dan endingnya yang terbilang biasa, akan tetapi hal itu mampu ditutupi dengan animasi grafis dari film ini. Animasi film ini jelas patut diacungi dua jempol karena sangat nyata dan memang dibuat oleh rumah produksi Illumination Entertainment. Secara keseluruhan, Dr. Seuss' The Lorax adalah film yang sangat menghibur sekaligus dapat menjadi bahan pembelajaran bagi generasi muda hingga orang dewasa. Penonton yang melihat film ini, dipastikan akan membawa pulang sebuah pesan yang mereka dapat setelah menikmati layar lebar yang berdurasi 86 menit tersebut.

Nah berikut ada sepenggal cuplikan tentang ulasan film di atas...


 
 
 

Comentários


Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page